Keperkasaan Indonesia di arena Sea Games saat ini tinggal menjadi kenangan. Saat 30 atau 40 tahun yang lalu Indonesia adalah negara yang paling habat dan ditakuti saat mengikuti laga olahraga Sea Games. Bahkan dalam kurun dua puluh tahun aejak tahun 1977 hingga 1997 berturut-turut hampir selalu Indonesia menjadi juaara umum Sea Games.
Walaupun tidak termasuk salah satu negara yang mengikuti SEA Games dari awal, prestasi Indonesia di kancah olah raga se-Asia Tenggara tak bisa dipandang sebelah mata. SEA Games pertama diadakan di Bangkok pada 12-17 Desember 1959, namun Indonesia baru berpartisipasi pada tahun 1977.
Ketika itu Malaysia menjadi tuan rumahnya. Namun sejak bergabung, Indonesia unggul sebagai peraih juara umum sebanyak sembilan kali. Sepanjang sejarah SEA Games, Indonesia berada di posisi teratas perolehan medali yaitu sebanyak 3934. Pada 1997 saat menjadi tuan rumah, Indonesia merebut 194 medali emas. Di SEA Games yang ke 19 tersebut, Indonesia memperoleh rekor perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games.
Prestasi Indonesia di dunia olahraga di Sea Games sudah merosot tajam dari tahun ke tahun. Cabang olahraga yang dulu pernah menjadi “ladang emas”, kini sudah kritis dan nyaris tak bisa dibanggakan lagi. Hal tersebut mengundang keprihatinan, sehingga perlu upaya keras untuk bisa membangkitkannya kembali.
Prestasi olahraga di Indonesia mengalami kemunduran. Hal ini tidak terjadi di satu cabang olahraga, tetapi beberapa cabang seperti bulu tangkis, sepak bola, dan beberapa lagi. Bulu tangkis yanmg dahulu menjadi primadona prestasi Indonesia saat ini seakan mati suri. Dalam jaman kejayaan Indonesia dahulu bulutangkis adalah lumbung bagi perolehan medali dan Indonesia selalu menyapu bersih semua juara atau medali yang diperebutkan. Bahkan maestro bulu tangkis Indonesia pernah 8 kali menjuarai kejuaraan bulutangkis All England. Lim Sie King menjuarai 4 kali. Sejak tahun 2002, Indonesia tidak pernah lagi memenangkan Piala Thomas. Bahkan beberapa kali Indonesia pernah menyandingkan piala Thomas dan piala Uber lambang supremasi juara beregu putra dan putri bulutangkis dunia. Dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2011 yang berlangsung di Wembley, London. Indonesia tidak berhasil meraih satu gelar pun pada kejuaraan tersebut.
Dalam pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (Southeast Asian Games) atau SEA Games adalah ajang olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11 negara Asia Tenggara Indonesia juga prestasi semakin buruk. Kejayaan juara umum dalam Sea Games sejak tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993,dan 1997 adalah bukti keperkasaan Indonesia saat itu di Asia Tenggara. bahka saat tidak menjadi tuan rumahpun Indonesia dapat menyabet juara umum seperti tahun 1977, 1979, 1981, 1983 dan 1989. Kecuali tahun 1985 dan 1995 saat Thailand menjadi tuan rumah Indonesia hanya merebut juara ke dua.
Sejak SEA Games Thailand 1995, prestasi Indonesia sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Trend tersebut terus berlanjut pada SEA Games Malaysia 2001, SEA Games Filipina 2003, SEA Games Vietnam 2005, dan terakhir SEA Games Nakhon Ratchasirna, Thailand 2007. Dalam empat SEA Games terakhir itu, baik dari sisi peringkat maupun dari perolehan jumlah medali (emas), prestasi Indonesia tidak pernah beranjak naik kembali.
Pada SEA Games XXIII di Philipina pada 2005, Indonesia menduduki peringkat ke-5, sedangkan pada SEA Games XXIV di Thailand pada 2007, Indonesia naik ke peringkat ke-4. Pada tahun 2009 kontingen Indonesia sempat meningkat prestasinya berada di peringkat tiga dari hasil pengumpulan medali di ajang SEA Games ke-25 di Laos setelah pada hari terakhir penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia tenggara. Dari total medali yang diraih, Tim Merah Putih mengumpulkan sebanyak 43 medali emas, 53 medali perak, dan 74 perunggu. Kendati berhasil menempati peringkat ketiga, sejumlah cabang olahraga gagal memenuhi target.
Prestasi olahraga nasional merupakan kerja kolektif dari berbagai pihak, seperti pelatih, atlet, pembina, dan lingkungan sosiokultural. Selain itu, ia merupakan satu proses panjang. Di sini ada metode didaktik dan faktor-faktor teknologi. Prestasi olahraga Indonesia mulai menurun sejak 1998. Krisis moneter yang kala itu melanda Indonesia juga memengaruhi prestasi olahraga nasional. Sejak 1998, prestasi olahraga Indonesia menurun secara drastis dalam semua cabang. Hingga SEA Games Laos 2009, prestasi kita cenderung turun. Bahkan saat 1998 akibat krisis, semua sponsor mengundurkan diri untuk membantu. Pascareformasi terjadi penurunan kondisi pada aspek-aspek itu. Menurut beberapa ahli, bahwa prestasi olahraga dipersiapkan sekitar delapan tahun. Kalau sejak reformasi dan krisis ekonomi persiapan atlet terganggu dan tidak optimal, sekitar delapan tahun kemudian prestasi ini akan cenderung turun.
Buruknya program pembinaan atlet yang komprehensif berskala nasional, kekurangan fasilitas olahraga, rendahnya kualitas sistem kompetisi di tanah air, hingga minimnya pendanaan terhadap kegiatan olahraga sampai saat ini masih dianggap sebagai biang kemerosotan prestasi Indonesia. Merosotnya olahraga nasional juga ditengarai karena sebagian besar induk olahraga melakukan cara-cara yang instan untuk menciptakan prestasi. Kualitas proses pembinaan, fasilitas dan pelatih yang menurun juga harus menjadi prioritas yang harus diperhatikan.
Kompetisi dan pendidikan olahraga harus dilakukan sejak usia dini di sekolah yang saat ini terkendala masalah koordinasi dan kesinambungan. Bila hal ini terjadi maka Indonesia akan juga merosot dalam 10-15 tahun kemudian. Sebaliknya bila hal itu menjadi prioritas untuk diperbaiki maka akan berdamapak setelah kurun waktu sepuluh hingga 15 tahun klkemudian.
Pembinaan masa depan olahraga Indonesia sebaiknya tidak hanya mengacu kepada SEA Games, tetapi sudah jauh lebih tinggi ke tingkat Asian Games atau Olimpiade. Untuk itu, sistem pembinaan harus dibenahi dengan menerapkan program pembinaan jangka panjang. Paling tidak untuk 10-20 tahun ke depan, namun saat ini pesiapan SEA Games hanya dilakukan dalam waktu 10 bulan.
Demikian pula penghargaan atlet berprestasi juga menjadikan bonus berlebihan bukan sebagai orientasi utama para atlet untuk berjuang demi bangsa. Bila orientasi bonus uang lebih dominan maka semangat nasionalisme yang lebih dahsyat dari semangat materi menjadi terpinggirkan.
Kejayaan dan Kemerosotan Prestasi Indonesia dalam Sea Games
| Tahun | Acara | Tuan rumah | Negara | Juara umum |
|---|---|---|---|---|
| 1977 | IX | Kuala Lumpur | ||
| 1979 | X | Jakarta | ||
| 1981 | XI | Manila | ||
| 1983 | XII | Singapura | ||
| 1985 | XIII | Bangkok | ||
| 1987 | XIV | Jakarta | ||
| 1989 | XV | Kuala Lumpur | ||
| 1991 | XVI | Manila | ||
| 1993 | XVII | Singapura | ||
| 1995 | XVIII | Chiang Mai | ||
| 1997 | XIX | Jakarta | ||
| 1999 | XX | Bandar Seri Begawan | ||
| 2001 | XXI | Kuala Lumpur | ||
| 2003 | XXII | Hanoi | ||
| 2005 | XXIII | Manila | ||
| 2007 | XXIV | Nakhon Ratchasima | ||
| 2009 | XXV | Vientiane |






0 komentar:
Posting Komentar